Indonesia pemimpin Infrastruktur Swadaya Masyarakat Onno W. Purbo Tulisan ini di tulis dalam perjalanan saya ke beberapa negara untuk memberikan workshop tentang wireless Internet, Voice over Internet Protocol (VoIP) dan Linux. Di Town Lodge Hotel di Pretoria Afrika Selatan, dengan menggunakan sebuah laptop Toshiba Tecra 8000 dual boot Windows XP dan Linux Mandrake 9.1 tulisan ini di tulis. Persiapan demo dilakukan secara sederhana berbekal sebuah ransel yang berisi peralatan untuk melakukan demo seperti Planet Access Point, Wireless LAN PCMCIA Enterasys, Planet Internet Telephony Gateway, hub Compex, Garmin handheld Global Positioning System (GPS), kamera digital Pentax, beberapa buah batere NiMH beserta charger lengkap dengan berbagai kabel-kabel LAN, kabel power dan adapter power untuk berbagai negara. Sebetulnya lumayan berat untuk dibawa dalam sebuah ransel. Yang agak membahayakan membawa banyak peralatan elektronik ini untuk melewato bea-cukai berbagai negara. Materi yang diberikan sebetulnya tidak ada yang terlalu istimewa. Sama dengan apa yang biasa saya berikan jika saya melakukan workshop maupun roadshow ke berbagai kota di Indonesia. Semua materi bahkan dapat diperoleh dengan mudah melalui berbagai buku di toko buku seperti Gramedia. Bagi mereka yang cukup beruntung mempunyai akses ke Internet dengan kapasitas yang cukup besar bukan tidak mungkin untuk mengambil materi tersebut dari situs di Internet seperti http://www.apjii.or.id/onno/ maupun http://sandbox.bellanet.org/~onno/. Bagi mereka yang biasa aktif berinteraksi di mailing list seperti indowli@yahoogroups.com, gk-admin@yahoogroups.com, tanya-jawab@linux.or.id, voipmerdeka@yahoogroups.com, dan wifi4d@dgroups.org; pasti sudah terbiasa dengan apa yang dibicarakan di berbagai workshop di luar negeri tersebut. Sekedar mengingatkan bahwa wifi4d@dgroups.org adalah mailing list berbahasa Inggris bukan Indonesia. Merupakan mailing list yang menarik bagi mereka yang tertarik untuk melihat pergerakan yang terjadi di luar negeri; terutama di bidang wireless Internet dan VoIP. Memang sebagian besar materi praktis yang diberikan seperti WiFi dan VoIP jarang dapat diperoleh di dunia. Bagi mereka yang rajin mencari di Internet sebetulnya ilmu-ilmu elektronika praktis demikian dapat diperoleh dengan murah. Pertanyaannya - mengapa luar negeri demikian tertarik dengan apa yang terjadi di Indonesia? Apa yang membuat Indonesia demikian menarik, terutama dalam pembangunan industri dan infrastruktur IT-nya. Dalam berbagai kesempatan berinteraksi dengan banyak rekan-rekan regulator, rekan-rekan praktisi bisnis, praktisi pendamping pembangunan tampak nyata sekali perbedaan yang sangat menyolok dari Indonesia di bandingkan negara-negara maju maupun negara-negara berkembang lainnya. Perbedaaan tersebut biasanya tidak di sadari oleh banyak rekan-rekan di Indonesia, pelaku bisnis maupun pemerintah / regulator. Mari kita tanyakan ke diri kita masing-masing secara jujur. Adakah bantuan yang nyata diberikan oleh pemerintah Indonesia untuk bangsa Indonesia terutama di dunia telekomunikasi, Internet dan komputer? Siapakah yang membangun industri Internet di Indonesia? Pernahkah pemerintah Indonesia melakukan hambatan-hambatan terhadap pembangunan dunia Internet & komputer di Indonesia? Cerita penyogokan aparat di WARNET, sweeping aparat untuk mengambil CD, peralatan wireless, hingga interogasi & penahanan polisi terhadap beberapa rekan pengusaha VoIP semua menjadi cerita biasa bagi kita semua. Hal yang tidak kita sadari, di sela-sela tekanan yang demikian memalukan yang dilakukan oleh para aparat dan pemerintah Indonesia terhadap rakyat-nya sendiri bahkan rela mengorbankan kemajuan rakyat-nya. Bangsa Indonesia berhasil membuktikan bahwa dalam sepuluh tahun berhasil mendongkrak pengguna Internet di Indonesia menjadi 7.5+ juta pengguna. Jumlah komputer yang terjual mendekati 600.000 buah per tahun. Ribuan sekolah di Indonesia telah tersambung ke Internet. Ribuan WARNET bertebaran, sebagian telah melakukan transformasi menjadi RT/RW-net bahkan menjadi InterNet Service Provider. 5000 lebih node wireless Internet di 2.4GHz dengan jumlah instalasi mencapai 500-600 instalasi per bulan. Sialnya sebagian node ini di sita oleh aparat. Perlawanan demi perlawanan dilakukan oleh masyarakat yang ingin maju justru terhadap pemerintah-nya sendiri yang seharusnya menjadi fasilitator kemajuan bangsa ini. Sungguh sangat di sayangkan, begitulah nasib bangsa yang mempunyai pemerintah yang tidak berfikir panjang. Yang kita tidak menyadari bahwa ternyata bangsa Indonesia adalah bangsa terbesar di dunia yang mampu membangun jaringan VoIP Merdeka dengan ratusan gatekeeper (sentral telepon VoIP) yang tersebar dimana-mana. Indonesia pemimpin di dunia jaringan VoIP yang mampu memberikan solusi kepada banyak masyarakat untuk dapat menelpon gratis. Indonesia adalah pemimpin di dunia yang mampu secara swadaya masyarakat membangun jaringan RT/RW-net. Dan pemimpin di dunia yang mampu membangun jaringan Internet wireless dalam sekala besar 5000+ node. Sialnya, semua harus dilakukan di bawah ancaman kebijakan pemerintah yang tidak memihak pada rakyat banyak. Tapi yang menarik justru perbedaan menyolok ini menjadikan sorotan banyak pemimpin dunia terutama dibidang pembangunan / pengembangan IT melirik Indonesia. Mengapa rakyat Indonesia yang sedemikian di tekan oleh pemerintah-nya; justru mampu membangun industri dan infrastruktur IT-nya secara swadaya masyarakat dalam skala besar? Tanpa utangan Bank Dunia, tanpa utangan IMF, bahkan dikejar-kejar aparat. Apa rahasianya? Apa kuncinya? Jadi jelas disini sebetulnya bukan hanya teknologi Wireless Internet, bukan hanya teknologi VoIP yang menarik bagi banyak negara di dunia. Tapi yang lebih menarik lagi bagaimana menggerakan masyarakat di Indonesia untuk membangun negara, walaupun dengan konsekuensi melalukan perlawanan terhadap pemerintahnya sendiri. Jika kita ingat perjalanan panjang perjuangan pembangunan industri & infrastruktur IT di Indonesia. Kita melewati banyak sekali program-program yang menarik, mulai dari usaha teman-teman di APKOMINDO untuk menyebarkan berbagai ilmu pengetahuan dari RISTEK maupun saya dalam bentuk CD-ROM kepada masyarakat. Usaha teman-teman seperti ICT Watch dan KPLI untuk mensosialisasikan Linux kepada masyarakat melalui program Linux Sehat. Usaha BOCOR menyelenggarakan roadshow dan seminar ke banyak kota di Indonesia di sponsori banyak rekan seperti ECS, Compex dll. Hal lain yang menarik untuk di simak adalah semakin banyaknya penulis teknologi informasi maupun buku-buku-nya yang tersebar di toko buku di Indonesia. Lebih gila-nya para penerbit ternyata semakin hari justru semakin mencari naskah-naskah tentang teknologi informasi untuk di terbitkan. Pendidikan masyarakat tentang teknologi informasi secara swadaya masyarakat tampaknya menjadi faktor paling penting dalam proses pembangunan industri maupun infrastruktur IT di Indonesia. Pendidikan informal secara swadaya masyarakat tampaknya kunci keberhasilan perjuangan bangsa Indonesia dalam membangun. Proses pendidikan informal ini secara tidak kita sadari menyadarkan banyak orang tentang pentingnya teknologi informasi bagi diri-nya, di samping betapa mudah-nya untuk memperoleh informasi yang lebih jelas tentang teknologi ini. Penyadaran banyak orang ini pada akhirnya menjelma menjadi investasi dari kantong masyarkat itu sendiri untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan secara swadaya masyarakat. Sebuah infrastruktur yang dimiliki oleh rakyat itu sendiri, bukan oleh operator seperti Telkom dll. Keterlibatan dan kepemilikan masyarakat terhadap infrastruktur yang dia buat sendiri memungkinkan pembangunan sebuah infrastruktur dalam skala besar dengan kekuatannya sendiri. Sebuah kekuatan yang terkadang di acuhkan oleh para regulator dan operator di Indonesia. Memang semua merupakan proses dalam waktu yang lama. Tapi tidak ada negara lain di dunia yang berhasil membangun dalam skala besar mengandalkan kekuatan rakyat-nya sendiri tanpa banyak bantuan dari luar; bahkan lebih banyak di persulit oleh aparat dan pemerintahnya sendiri. Indonesia telah menjadi contoh nyata bagi dunia, untuk jangan mengacuhkan kekuatan rakyat yang luar biasa di industri IT.